Senin, 02 Februari 2015

Konter Berjalan-Berjualan Pulsa

Hai sobat Journey...
Kali ini gue mau share pengalaman gue selama berjualan pulsa. Langsung aja ke awal cerita. Rumah gue terletak sangat strategis, dekat dengan fasilitas umum, salah satunya adalah konter pulsa. Alhasil, teman sekolah gue banyak yang nitip beli pulsa disana. Awalnya sih gue enjoy-enjoy aja dengan kebiasaan mereka. Dan sampai suatu hari kakak gue bilang, "Kenapa nggak loe aja yang jual pulsa? Dengan begitu saat temen loe minta isi pulsa, loe dapat untung juga". Setelah gue pikir-pikir, ucapan kakak gue bener. Karena selama ini, gue nggak dapat manfaat apapun dari teman gue yang minta isi pulsa. Dan akhirnya, tercetuslah ide buat jualan pulsa sendiri.
Waktu itu, kakak gue minjemin uang sebesar Rp.500.000; buat modal. Semua uang itu gue pakai buat deposit saldo pulsa. Awal jualan cuma beberapa orang aja yang isi pulsa ke gue, karena hanya beberapa orang yang tahu kalau gue melayani pembelian pulsa. Tetapi akhirnya, satu per satu teman gue tahu. Alhasil, kabar berembus sampai ke penjuru dunia hehe. Bisnis pulsa gue lumayan laris dan balik modal. Gue bisa mengembalikan uang kakak gue.
Dengan laba yang berkisar antara 500-1000 rupiah per transaksi, tiap bulannya gue mengantongi uang sekitar Rp.200.000;. Yah... nggak seberapa memang, tapi cukuplah buat tambahan uang saku. Itung-itung meringankan beban orang tua. Dan sampai saat ini, gue sudah 4 tahun berkecimpung di perdagangan pulsa ini :D. Gue sih berharap bisnis ini berjalan mulus sampai gue sukses dan gue jadi juragan pulsa hehe Amin Ya Rabb.
Di dunia usaha, pasti ada keuntungan dan kerugiannya. Gue akan menceritakan apa aja sih keuntungan dan kerugian berjualan pulsa based on my story.

Keuntungan :
- Laba yang didapat bisa untuk tambahan uang saku. Walaupun per transaksi hanya memperoleh laba 500-1000 rupiah aja, jangan berkecil hati. Karena dari laba yang sekecil itu, jika dikalikan dengan frekuensi transaksi kalian pasti akan mendapat laba yang lumayan (jika sedang laris manis).
- Menambah koneksi. Karena orang yang membeli pulsa ke gue bukan hanya teman sekolah ataupun tetangga gue, melainkan orang yang nggak gue kenal sekalipun. Dari situlah kita mendapat koneksi ataupun kenalan baru.

Kerugian :
- Banyak customer yang hutang. Hal ini adalah yang paling menjengkelkan, apalagi yang hutang tak lain adalah teman baik gue sendiri. Nggak enak juga kalau nggak ngasih hutang ke dia, di sisi lain gue perlu uang buat deposit saldo lagi.
- Salah nomor. Ini pernah terjadi di awal-awal gue jualan pulsa. Karena nggak teliti dan saking senengnya dapat pembeli, gue jadi salah nomor. Alhasil gue harus ngisi pulsa lagi ke nomor pembeli dan gue harus merelakan sejumlah pulsa yang nyasar itu.
- Banyak komplain. Ini yang paling sering terjadi. Alasan utamanya karena pulsa lama masuk ke nomor tujuan. Apalagi pembelinya nggak sabaran atau pulsa buru-buru mau dipakai. Pasti mereka berkali-kali komplain. Kalau buat gue, ini mah sudah biasa. Sebenarnya kesalahannya bukan berada di gue, karena gue sudah mengirim secepatnya ke operator pulsa. Tetapi yang tejadi ternyata operatornya lama merespon atau sedang terjadi gangguan.

Gue punya tips nih buat loe-loe yang mau jualan pulsa.
- Bulatkan tekad jika loe benar-benar ingin berjualan pulsa. Jangan setengah-setengah terus putus di tengah jalan.
- Ketika loe sudah mulai berjualan, loe harus memisahkan antara uang pulsa dengan uang pribadi. Jika tidak, loe nggak akan bisa tahu untung atau ruginya bisnis pulsa loe.
- Jika ada pelanggan yang keseringan hutang, gue saranin loe menolak permintaannya ketika dia minta isi pulsa lagi. Sesekali loe harus tegas demi kebaikan loe sendiri.
- Tingkatkan ketelitian loe saat bertransaksi, jangan sampai ada kejadian salah nomor.
- Pastikan loe bekerja sama dengan konter pulsa yang profesional, fast respon, dan saling menguntungkan.
- Layani pelanggan dengan pelayanan yang memuaskan sehingga pelanggan akan sering isi pulsa ke tempat loe.

Pulsa adalah kebutuhan pokok bagi masyarakat, terutama remaja. Jadi nggak ada salahnya loe mencoba jualan pulsa.

Selasa, 11 November 2014

About My Hobby "Writing"

Hai sahabat journey :)
Gue sempat-sempatin nih posting di blog ini di sela-sela kesibukan gue sebagai pelajar SMA. Tugas makin numpuk aja, sudah setinggi cucian gue yang belum sempat dicuci. Hehe...
Kali ini gue cuma mau cerita tentang salah satu hobi gue. Yaps... nulis cerita. Gue mulai hobi nulis sejak gue masih SD (Sekolah Dasar). Setiap ada tugas membuat cerita, gue selalu bisa nyelesain tepat waktu. Dengan ide-ide yang gue pikirkan masak-masak, gue buat tuh cerita. Alhasil, tugas gue dapat nilai yang lumayan lah bisa bikin orang tua senyum.
Sampai sekarang pun, hobi gue masih tetap sama. Seperti yang gue bilang di postingan sebelumnya, gue lagi ada proyek bikin novel tentang kehidupan asmara gue. Sebenernya isinya nggak murni kehidupan gue sih. Ada yang berasal dari cerita temen gue, ataupun cuma karangan gue aja.
Ide ceritanya bisa muncul sewaktu-waktu. Misalnya aja gue lagi makan tiba-tiba kepikiran, langsung tuh gue ambil buku catatan sama bolpoin. Gue catat poin-poin pentingnya, tinggal ngembangin aja jadi sebuah cerita.
Yang lebih parahnya lagi, ide itu muncul pagi hari pas gue mau mandi dan keadaannya gue buru-buru harus segera berangkat ke sekolah. Gue nggak bisa tahan tuh hasrat nulis gue. Karena sekali ide itu muncul, sudah dipastikan kalau nggak bakal muncul lagi. Cara satu-satunya ya gue harus turutin tuh hasrat gue. Hehe... Ada-ada aja ya.
Harapan gue sih mudah-mudahan tuh novel bisa selesai sebelum Ujian Nasional. Sahabat journey, gue mohon doanya ya.
Oiya, gue punya idola nih di bidang nulis. My idol is Raditya Dika. Bang Dika itu favorite writer gue. Cerita-ceritanya menarik, seru, konyol abis, pokoknya asyik deh kalau dibaca. Gue kepengen jadi seperti dia. Penulis terkenal, aktor, blogger lagi. Gue kepengen suatu saat nanti bisa ketemu sama Bang Dika. :D

Rabu, 05 November 2014

Edisi Galau

Hai...
Gue lagi galau banget nih mikirin masa depan. Gue belum punya planning buat ke depannya, misalnya mau kuliah dimana dan ngambil jurusan apa. Banyak banget pilihan. Gue takut kalau sampai salah ambil jurusan padahal itu adalah langkah awal menuju masa depan gue. Gue juga khawatir nih bisa ditrima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) apa nggak, maklum kemampuan gue pas-pasan dan nggak pinter-pinter amat.

Tapi, gue punya niatan. Kalau gue kuliah, gue harus ikut ngebantu orang tua agar biaya yang mereka keluarkan nggak banyak-banyak amat. Salah satunya yaitu dengan kerja part time. Kira-kira kerjaan apa ya yang bisa gue lakuin, sementara gue belum punya pengalaman kerja.
Ada yang punya saran? Aku tunggu di kolom komentar.


Senin, 27 Oktober 2014

STOP!!! Budaya Menyontek

Sebelumnya gue mau tanya nih. Pernah nggak sih kalian menyontek saat ujian?
Gue yakin kalau mayoritas dari kita pernah melakukan hal ini. Entah saat ulangan harian ataupun yang lainnya.
Tapi, taukah kalian apa yang menyebabkan pelajar menyontek?
Salah satu penyebabnya adalah karena kurang belajar atau malah tidak mau belajar. Sebagian besar pelajar memang mempunyai rasa malas untuk belajar. Contohnya aja gue. Gue sering niatnya ngerjain tugas tapi ujung-ujungnya malah keasyikan di jejaring sosial. Menurut gue, 5 menit baca buku pelajaran itu rasanya 1 jam. Tapi kalau 1 jam main di jejaring sosial, rasanya seperti 5 menit aja dan waktu sangat cepat berlalu. Gue yakin banyak diantara kalian yang merasa seperti gue. Iya kan? hehe...

Penyebab lainnya adalah karena kita terlalu bergantung pada teman. Kalau kasusnya seperti ini sih perlu dirubah ya sikapnya biar nggak kebiasaan. Masalahnya kita jadi nggak mau belajar dan hanya mengandalkan jawaban dari teman.

Kurang percaya diri juga bisa menjadi penyebab pelajar menyontek lho. Pengalaman gue waktu ujian semester, gue tanya-tanya jawaban ke temen. Eh... jawabannya beda sama punya gue. Gue jadi nggak PD alias percaya diri. Dan akhirnya gue ikut-ikutan nge-jawab seperti yang temen gue bilang. Eh ternyata jawaban dari dia banyak yang salah dan jawaban gue sebelumnya itu bener. Gue nyesel deh gara-gara nggak PD.

Beberapa waktu lalu gue sempat baca di media sosial. Gini tulisannya,
"Pelajar mulai menyontek ketika masyarakat lebih menghargai nilai bagus daripada KEJUJURAN".

Gue setuju banget sama kutipan ini, benar-benar sesuai dengan realita. Gue pernah disindir tuh sama guru gara-gara nilai gue tiba-tiba bagus. Mungkin dia mengira kalau gue nyontek temen gue, kebetulan waktu ujian tempat duduk gue deket sama siswa yang tergolong pintar di kelas gue. Padahal kenyataannya gue nggak pernah tanya sekalipun sewaktu ujian berlangsung. Dan itu memang bener-bener hasil gue sendiri, karena malemnya gue belajar sampai tengah malem. Makanya gue setuju juga sama kutipan yang ini,

"Dapet nilai jelek dimarah-marahin, giliran dapet nilai bagus malah dicurigain"

Deritanya jadi murid pas-pasan itu ya gitu. Nasib-nasib hikkss...

Pesan gue sih yang belum pernah nyontek, jangan sekali-kali mencoba ya karena bisa mengakibatkan KECANDUAN. Hehe... seperti narkoba aja ya. Buat yang sudah pernah nyontek jangan diulangin lagi ya. Berjanjilah pada diri sendiri kalau lo bisa tanpa nyontek. Nggak perlu terpengaruh dengan nilai bagus, atau melakukan hal-hal yang dilarang. Lo hanya perlu belajar lebih giat untuk mendapatkannya. Karena yang terpenting adalah PAHAM ILMUNYA, bukan nilainya.
Mama gue pernah bilang, "Kalau kamu memang pintar, dimanapun tempatnya kamu akan tetap pintar. Berapapun nilainya, itu tidak begitu penting. Yang terpenting adalah kamu mengerti ilmunya".

Terima kasih Mama sudah mengajari gue tentang pelajaran yang paling penting untuk hidup gue agar lebih baik :D

Bad Attitude of Teenagers

Apa sih yang ada di pikiran kalian kalau mendengar pacaran ala remaja zaman sekarang?
Pasti jawaban pertamanya pergaulan bebas, seks, ciuman, hamil, dan lain-lain. Gue yakin mayoritas dari  kalian pasti menyebutkan hal-hal negatif dari pacaran. Yah... memang nggak bisa dipungkiri  kalau pacaran jaman sekarang ini memang sangat memprihatinkan. Banyak dampak-dampak negatif yang terjadi, antara lain menurunnya prestasi belajar, jam belajar berkurang, bahkan yang lebih parah yaitu hamil di luar nikah. Sudah banyak sih yang jadi korban dari hamil di luar nikah.

Menurut pengamatan gue, 3 dari 5 temen sekolah gue sudah pernah melakukan "hubungan" terlarang tersebut. Gue mau cerita nih. Suatu hari di kelas, waktu gue lagi baca-baca novel di bangku paling depan, gue nggak sengaja tuh mendengar obrolan beberapa temen gue. Perlu diketahui bahwa temen gue yang lagi ngobrol itu cewek semua. Awalnya sih gue cuekin aja mereka, biasa kan kalau cewek kumpul-kumpul yang dibahas ngalor-ngidul, pokoknya ada aja deh yang diceritain. Tapi lama-kelamaan obrolan mereka mengarah pada masalah seks.

Kira-kira begini obrolan mereka, cewek tersebut gue misalkan C1, C2, dan seterusnya.
C1 : Lo putus sekali aja galau banget sih?
C2 : Lo sudah pernah diapa-apain ya?
C3 : Dia lebih "jago" dari mantan-mantan gue yang lain.
C1 : Maksudnya?
C3 : Ya gitu deh. Dia sudah kayak profesional banget, dia "jago" mainin buah dada gue.
C2 : Lo sudah pernah diapain aja?
C3 : Masih ciuman sama dimainin buah dada gue aja kok.
C1 : Wah... kalau lo nggak putus bisa-bisa berlanjut ke bawah tuh. Haha...

Gue terkejut sama apa yang mereka bicarain. Mantan C3 itu adik kelas gue. Yah... bisa dibilang kalau temen gue itu macarin brondong lah. Walaupun lebih muda, dia sepertinya sudah berpengalaman banget. Dan gue kira bukan cuma temen gue aja yang sudah digituin sama dia.

Obrolan temen-temen gue nggak sampai itu aja. Ada pengakuan dari temen gue yang membuat gue lebih tercengang.
"Gue juga sudah pernah "gituan" kok sama cowok gue. Tapi, waktu pertama kali kita ngelakuin itu, nggak keluar darah"
Gue nggak percaya aja, padahal dia itu berjilbab lho dan menurut gue dia nggak mungkin berbuat yang aneh-aneh. Apalagi cowoknya, gue sudah kenal dari jaman TK. Dia itu cowok yang kalem. Tetapi, ternyata penilaian gue salah.

Dari kedua kasus tersebut, gue menyimpulkan bahwa hubungan terlarang sudah banyak dilakukan oleh para remaja. Mereka cenderung melakukan hal-hal yang kebablasan dan menyimpang. Hal ini tidak akan terjadi apabila mereka memiliki pemikiran panjang dan didukung oleh iman yang kuat. Seharusnya mereka berpikir bahwa hal tersebut belum pantas dilakukan, mereka harus memikirkan dampak yang mungkin terjadi apabila melakukannya secara terlarang. Selain itu, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan dalam kasus ini.

Minggu, 26 Oktober 2014

Curhatan Gue

Hai... Sudah lama banget ya gue nggak nge-blog. Banyak sih alasan gue, mulai dari lupa email, lupa password, sampai sibuk sekolah. Oh iya, sekarang gue kelas XII SMA. Kalian tau kan gimana sibuknya anak kelas XII? Mikirin tugas, bimbingan belajar, ujian nasional, sampai daftar ke perguruan tinggi. Hmm... dulu gue nggak sabar banget pengen cepet kelas XII dan lulus dari SMA. Eh, setelah tau kenyataannya, gue jadi pengen ngulang SD lagi. Hehe...

Di sela-sela kesibukan gue, gue selalu nyempetin buat nulis cerita gitu. Niatnya sih bikin novel tentang kehidupan asmara gue. Yah... mudah-mudahan aja ada penerbit yang tertarik dan novelnya jadi best-seller ya. Amin... Gue sih baru pemula di dunia menulis. Dulunya coba-coba, eh malah keterusan asyiknya. Tapi yang jadi masalahnya itu, mood gue sering berubah-ubah. Kadang semangat banget buat nulis, tapi kadang juga males sampai-sampai satu halaman pun nggak jadi. Walaupun gitu, gue sering nasehatin diri gue sendiri supaya konsisten dan harus punya kemauan yang tinggi.

Eh iya, di atas tadi gue sudah bilang kan kalau novel gue isinya tentang kehidupan asmara gue? Ceritanya tuh gue suka gitu sama adik kelas, inisialnya R. Eitts... ini bukan cinta pada pandangan pertama lho, prosesnya panjaaaaaang. Jujur, gue nggak percaya sama love at first sight. Karena menurut gue, yang katanya cinta pada pandangan pertama itu nggak ada, yang ada cuma kalian diperbudak nafsu. Cinta yang sesungguhnya itu butuh proses, nggak secepet loe bikin mie instant.

Karena dia gue jadi terinspirasi bikin novel. Gue nggak tau ya kenapa gue bisa suka sama dia. Mungkin ini bukti kalau cinta itu nggak butuh alasan. Gue kenal dia dari sebuah organisasi di sekolah gue. Kita sih sering ketemu, tapi nggak saling mengenal. Mungkin ini karena gue sama dia nggak seangkatan, jadi seperti ada jurang pemisah antara murid kelas XII sama kelas XI. Tapi, seiring berjalannya waktu, Tuhan mendekatkan kami.

Tetapi, selang beberapa bulan, kami jauh lagi hiiiks. Gue merasa kehilangan dia. Di saat itulah gue baru sadar kalau dia berarti di hidup gue, dengan kata lain gue sayang sama dia. Gue nggak tau apa yang ada di pikiran dia. Kadang dia menghubungi gue lewat salah satu media sosial, kami bisa bercanda-canda, gue bisa ngledekin dia dan dia tertawa lepas. Entah itu bener-bener tertawa atau cuma dia bingung mau bales apa.

 Tapi di lain waktu, ketika gue secara nggak sengaja bertemu langsung sama dia, dia cuek dan seolah nggak kenal sama gue. Anehnya, kalau gue ketemu sama dia, gue merasa lemah. Padahal ngadepin guru killer aja gue berani, tapi kenapa waktu dihadapan dia gue jadi lemah gini?
Cinta itu emang seperti ini ya?

Selasa, 09 Juli 2013

Fakta Mengenai Hujan

Seperti yang kita ketahui bahwa hujan adalah fenomena yang biasa terjadi.Namun dibalik itu semua terdapat fakta menarik dari hujan,berikut ini fakta-fakta tersebut.
  1. Air hujan jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah, yaitu 8-10km/jam
  2. Ketinggian minimum awan hujan ialah 1.200 meter.
  3. Efek yang ditimbulkan dari setetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1kg yang jatuh dari ketinggian 15cm.
  4. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000m.
  5. Dalam satu detik kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi.
  6. Butiran air hujan berubah bentuk ratusan kali tiap detik
  7. Jika butiran air hujan itu dibekukan akan membentuk keping kristal yg indah, tidak seperti air biasa yang di bekukan di freezer/kul_kas.
  8. Setelah hujan turun, tanah, ilalang, rerumputan akan mengeluarkan bau wangi yang khas(petrichor). 
  9. Dan fakta terakhir yang paling misterius dan mengejutkan ilmuan. Hujan memiliki kemampuan untuk menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu. Dan tanpa bisa mendapatkan bukti ilmiah, para ilmuan hanya bisa menyimpulkan “Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu”.